Suara Dari Mercusuar
seberapa tangguh kau takkan mengeluh
menerima sembur ludah, alir darah, tempias nanah
yang kerap muncrat dari mulut kapal
yang kerap merapat melepas sesal
seberapa lama kau akan menyentuh
bayang-bayang camar berputar melingkar
sampan-sampan awan karam terpencar
yang kaukira nyata
yang menguras sumur api dalam mata
tak inginkah kau memerah
membakar kapal singgah
memanah camar berputar rendah
meledakkan sampan awan
memasuki aku, sang pintu kerajaan
mempertanyakan takdirmu, hei pelabuhan
didatangi atau ditinggalkan?
Inggit Putria Marga
0 comments:
Post a Comment