Pages

BeatMaster Radio

Free Shoutcast HostingRadio Stream Hosting

Mar 31, 2008

Permen Lupa di makan

Alkisah ada dua orang anak laki-laki, Bob dan Bib, yang sedang melewati lembah permen lolipop. Di tengah lembah itu terdapat jalan setapak yang beraspal. Di jalan itulah Bob dan Bib berjalan kaki bersama.

Uniknya, di kiri-kanan jalan lembah itu terdapat banyak permen lolipop yang berwarni-warni dengan aneka rasa. Permen-permen yang terlihat seperti berbaris itu seakan menunggu tangan-tangan kecil Bob dan Bib untuk mengambil dan menikmati kelezatan mereka.

Bob sangat kegirangan melihat banyaknya permen lolipop yang bisa diambil. Maka ia pun sibuk mengumpulkan permen-permen tersebut. Ia mempercepat jalannya supaya bisa mengambil permen lolipop lainnya yang terlihat sangat banyak didepannya. Bob mengumpulkan sangat banyak permen lolipop yang ia simpan di dalam tas karungnya. Ia sibuk mengumpulkan permen-permen tersebut tapi sepertinya permen-permen tersebut tidak pernah habis maka ia memacu langkahnya supaya bisa mengambil semua permen yang dilihatnya.

Tanpa terasa Bob sampai di ujung jalan lembah permen lolipop. Dia melihat gerbang bertuliskan "Selamat Jalan". Itulah batas akhir lembah permen lolipop. Di ujung jalan, Bob bertemu seorang lelaki penduduk sekitar. Lelaki itu bertanya kepada Bob, "Bagaimana perjalanan kamu di lembah permen lolipop? Apakah permen-permennya lezat? Apakah kamu mencoba yang rasa jeruk? Itu rasa yang paling disenangi. Atau kamu lebih menyukai rasa mangga? Itu juga sangat lezat." Bob terdiam mendengar pertanyaan lelaki tadi. Ia merasa sangat lelah dan kehilangan tenaga. Ia telah berjalan sangat cepat dan membawa begitu banyak permen lolipop yang terasa berat di dalam tas karungnya. Tapi ada satu hal yang membuatnya merasa terkejut dan ia pun menjawab pertanyaan lelaki itu, "Permennya saya lupa makan!"

Tak berapa lama kemudian, Bib sampai di ujung jalan lembah permen lolipop. "Hai, Bob! Kamu berjalan cepat sekali. Saya memanggil-manggil kamu tapi kamu sudah sangat jauh di depan saya." "Kenapa kamu memanggil saya?" tanya Bob. "Saya ingin mengajak kamu duduk dan makan permen anggur bersama. Rasanya lezat sekali. Juga saya menikmati pemandangan lembah, indah sekali!" Bib bercerita panjang lebar kepada Bob. "Lalu tadi ada seorang kakek tua yang sangat kelelahan. Saya temani dia berjalan. Saya beri dia beberapa permen yang ada di tas saya. Kami makan bersama dan dia banyak menceritakan hal-hal yang lucu. Kami tertawa bersama." Bib menambahkan.

Mendengar cerita Bib, Bob menyadari betapa banyak hal yang telah ia lewatkan dari lembah permen lolipop yang sangat indah. Ia terlalu sibuk mengumpulkan permen-permen itu. Tapi pun ia sampai lupa memakannya dan tidak punya waktu untuk menikmati kelezatannya karena ia begitu sibuk memasukkan semua permen itu ke dalam tas karungnya.

Di akhir perjalanannya di lembah permen lolipop, Bob menyadari suatu hal dan ia bergumam kepada dirinya sendiri, "Perjalanan ini bukan tentang berapa banyak permen yang telah saya kumpulkan. Tapi tentang bagaimana saya menikmatinya dengan berbagi dan berbahagia." Ia pun berkata dalam hati, "Waktu tidak bisa diputar kembali." Perjalanan di lembah lolipop sudah berlalu dan Bob pun harus melanjutkan kembali perjalanannya.

Dalam kehidupan kita, banyak hal yang ternyata kita lewati begitu saja. Kita lupa untuk berhenti sejenak dan menikmati kebahagiaan hidup. Kita menjadi Bob di lembah permen lolipop yang sibuk
mengumpulkan permen tapi lupa untuk menikmatinya dan menjadi bahagia.

Pernahkan Anda bertanya kapan waktunya untuk merasakan bahagia? Jika saya tanyakan pertanyaan tersebut kepada para klien saya, biasanya mereka menjawab, "Saya akan bahagia nanti... nanti pada waktu saya sudah menikah... nanti pada waktu saya memiliki rumah sendiri... nanti pada saat suami saya lebih mencintai saya... nanti pada saat saya telah meraih semua impian saya... nanti pada saat penghasilan sudah sangat besar... "

Pemikiran `nanti' itu membuat kita bekerja sangat keras di saat `sekarang'. Semuanya itu supaya kita bisa mencapai apa yang kita konsepkan tentang masa `nanti' bahagia. Terkadang jika saya renungkan hal tersebut, ternyata kita telah mengorbankan begitu banyak hal dalam hidup ini untuk masa `nanti' bahagia. Ritme kehidupan kita menjadi sangat cepat tapi rasanya tidak pernah sampai di masa `nanti' bahagia itu. Ritme hidup yang sangat cepat... target-target tinggi yang harus kita capai, yang anehnya kita sendirilah yang membuat semua target itu... tetap semuanya itu tidak pernah terasa memuaskan dan
membahagiakan.

Uniknya, pada saat kita memelankan ritme kehidupan kita; pada saat kita duduk menikmati keindahan pohon bonsai di beranda depan, pada saat kita mendengarkan cerita lucu anak-anak kita, pada saat makan malam bersama keluarga, pada saat kita duduk bermeditasi atau pada saat membagikan beras dalam acara bakti sosial tanggap banjir; terasa hidup menjadi lebih indah.

Jika saja kita mau memelankan ritme hidup kita dengan penuh kesadaran; memelankan ritme makan kita, memelankan ritme jalan kita dan menyadari setiap gerak tubuh kita, berhenti sejenak dan memperhatikan tawa indah anak-anak bahkan menyadari setiap hembusan nafas maka kita akan menyadari begitu banyak detil kehidupan yang begitu indah dan bisa disyukuri. Kita akan merasakan ritme yang berbeda dari kehidupan yang ternyata jauh lebih damai dan tenang. Dan pada akhirnya akan membawa kita menjadi lebih bahagia dan bersyukur seperti Bib yang melewati perjalanannya di lembah permen lolipop.

...dari sebuah milis...

Read More......

Mar 25, 2008

5 ELEMENT TO CHANGE (MISI PERUBAHAN)

1.
Untuk lebih menghargai hidup saya, karena kehidupan saya adalah anugerah yang terbaik dari Tuhan.

2.
Untuk menjalani hidup saya tanpa berlebihan yang hanya mengikuti kemauan sendiri, sadar dan selalu ingat bahwa pikiran atau otak dan tubuh saya adalah harta saya yang paling berharga.

3.

Untuk bersikap jujur dan menjaga integritas diri dalam bergaul dengan sesama, disertai toleransi dan kasih saying, rasa keadilan dan timbang rasa

4.
Untuk memperhatikan dengan sangat serius kepada sisa umur saya, untuk hanya melakukan hal-hal positif, baik bagi kehidupan pribadi, maupun bagi orang lain.

5.
Untuk selalu sadar dan memberi contoh yang baik kepada orang lain, dengan tanpa menggurui, dan selalu bersikap terbuka, demi membangun karakter pribadi yang terpuji, melalui proses pembelajaran terus menerus.

* Widyanto Duta Nugroho

Read More......

Mar 23, 2008

Happy Easter 2008

To ALL BLoggER yang merayakan,
ScRatChSouL menyampaikan:


Read More......

Mar 19, 2008

Perangkap Tikus Bukan Urusanku

Sepasang suami dan istri petani pulang ke rumah setelah berbelanja. Ketika mereka membuka belanjaannya, seekor tikus memperhatikan dengan seksama sambil menggumam, "Hmmm..... makanan apa lagi yang dibawa mereka dari pasar???"

Ternyata, salah satu yang dibeli oleh petani ini adalah perangkap tikus. Sang tikus kaget bukan kepalang. Ia segera berlari menuju kandang dan berteriak dengan panik, "ADA PERANGKAP TIKUS DI RUMAH........ DI RUMAH SEKARANG ADA PERANGKAP TIKUS........"

Ia mendatangi ayam dan berteriak, "Ayam, ada perangkat tikus di rumah!"

Sang Ayam berkata "Tuan Tikus..., aku turut bersedih, tapi hal itu tidak berpengaruh terhadap diriku."

Sang Tikus lalu pergi menemui seekor kambing sambil berteriak. Sang Kambing pun berkata " Aku turut bersimpati... tapi tidak ada yang bisa aku lakukan."

Tikus lalu menemui sapi. Ia mendapat jawaban sama, "Maafkan aku. Tapi perangkap tikus tidak berbahaya buat aku sama sekali."

Ia lalu lari ke hutan dan bertemu ular. Sang ular berkata "Ahhh..... perangkap tikus yang kecil tidak akan mencelakai aku."

Akhirnya Sang Tikus kembali ke rumah dengan pasrah mengetahui kalau ia akan menghadapi bahaya tersebut sendirian.

Suatu malam, istri pemilik rumah terbangun mendengar suara keras perangkap tikusnya berbunyi menandakan telah memakan korban. Ketika melihat perangkap tikusnya, ternyata yang terperangkap adalah seekor ular berbisa. Buntut ular yang terjepit membuatnya semakin ganas dan menyerang istri pemilik rumah. Walaupun Si Suami akhirnya bisa membunuh ular berbisa tersebut, istrinya sempat terkena gigitan si ular berbisa. Sang suami harus membawa istrinya ke dokter, namun beberapa hari kemudian istrinya tetap demam. Ia lalu minta dibuatkan sop ceker ayam oleh suaminya. (kita semua tau, sop ceker ayam sangat bermanfaat buat mengurangi demam). Suaminya dengan segera menyembelih ayamnya untuk dimasak cekernya.

Beberapa hari kemudian sakitnya tidak kunjung reda. Seorang teman menyarankan untuk makan hati kambing. Ia lalu menyembelih kambingnya untuk mengambil hatinya. Akan tetapi, istrinya tidak sembuh-sembuh juga dan akhirnya meninggal dunia. Pada saat pemakanan banyak sekali orang datang, sehingga Si Petani harus menyembelih sapinya untuk memberi makan orang-orang yang melayat.
Dari kejauhan..... Sang Tikus menatap dengan penuh kesedihan.
Beberapa hari kemudian ia melihat perangkap tikus tersebut sudah tidak digunakan lagi.

SO... SUATU HARI, JIKA ANDA MENDENGAR SESEORANG DALAM KESULITAN DAN MENGIRA ITU BUKAN URUSAN ANDA... TULUSLAH DALAM MEMBANTU. PIKIRKANLAH SEKALI LAGI.

...dari sebuah milis...

Read More......

Mar 5, 2008

Weleehh... :)

Read More......