Pages

BeatMaster Radio

Free Shoutcast HostingRadio Stream Hosting

Aug 26, 2010

Parodi: Uang

Bookmark and Share

Gara-gara uanglah seorang anak dicaci maki oleh ayahnya. Sang anak bukan saya. Ini sebuah cerita benar terjadi. Si anak berprinsip uang bukan segalanya, sang ayah malah berprinsip uang itu adalah segala-galanya. Suatu hari sang anak kekurangan uang, ia meminta pertolongan kepada sang ayah. Maka perkataan inilah yang terdengar di telinga si anak.

"Makanya percaya sama orangtua, Uang itu segalanya. Lihat… butuh uang juga kan elo."

Gara-gara perkataan itu, ia membenci ayahnya. Prinsipnya uang bukan segalanya itu tak berarti uang itu tak penting. Buktinya ia mengalami betapa pentingnya harus punya uang dan betapa sengsaranya tak punya uang, sampai harus mengemis dan mempertaruhkan segala prinsip dan mungkin harga diri. Prinsip yang berbeda itu membuat perselisihan bertahun lamanya.

Cerita itu membuat saya mengerti mengapa ada kasus ayah membunuh anak atau sebaliknya atau pegawai membunuh atasannya, kakak berkelahi dengan adik hanya gara-gara yang satu ini. Atau yang dahulu baik-baik kemudian menjadi tidak baik-baik. Yang dahulu rendah hati dan rendah diri, bisa menjadi tinggi hati dan tinggi diri. Itu juga mengapa ada perselingkuhan dan ketidaksetiaan dalam bentuk lain.

Bahagia dan tidak bingung

Saya dahulu berprinsip seperti cerita sang ayah gara-gara ayah saya yang kikir. Suatu hari saya harus punya uang banyak sekali sehingga saya bisa bebas tak bergantung pada siapa pun. Bahasa Inggrisnya—semoga kali ini saya tak keliru menulis—saya ingin memiliki financial freedom.

Dan keinginan itu makin menjadi-jadi kalau membaca majalah dan bergaul di dunia nyata. Melihat manusia muda belia sudah punya lukisan supermahal, memiliki rumah dua belas ribu meter persegi, dan disebut sebagai salah satu manusia terkaya di jagat raya ini. Itu mengapa saya setuju sekali dengan prinsip sang ayah, uang adalah segalanya.

Bagaimana tidak? Bayangkan kalau saya punya uang boanyak, saya bisa memerintahkan sebuah negeri untuk menurunkan atau menaikkan salah satu menterinya, bahkan presidennya, karena dengan uang boanyak itu, saya bisa mengatur hidup orang. Mengapa? Karena orang berutang pada saya, si kaya raya itu. Dan uang pengembaliannya dibayar separuh saja, sisa separuhnya untuk saya mendapat fasilitas menurunkan atau menaikkan manusia-manusia yang saya ingin turun atau naikkan.

Kalau saya dipenjara, misalnya, uang adalah segalanya. Tak usah percaya dengan saya, Anda pasti sudah membaca liputan sejuta media mengenai kehidupan di hotel prodeo belakangan ini, bukan? Kok dipenjara sepuluh tahun, seumur hidup saja tak jadi masalah. Lha wong bisa keluar-masuk hanya gara-gara uang dan mengatur bisnis dari dalam penjara dan bertambah kaya di dalam penjara.

Uanglah yang menyebabkan saya iri mengapa saya tidak dianggap oleh salah satu wong sugih di Nusantara ini, hanya karena saya berprofesi kuli tinta yang memang pendapatannya yaaa… gitu deh. Gitu deh sengsaranya, maksudnya. Kalau di dalam pesta, ia hanya menyalami tanpa banyak bacot tanpa menatap mata saya. Tapi berbeda halnya kalau menyalami teman saya yang memang kaya raya. Ia pasti menepuk bahu teman saya itu sambil berkata keras tanpa perlu toak. "Ini loh anaknya (dia menyebut silsilah keluarga teman saya itu)…. Wah…. muda-muda kaya raya… kalian mesti kenal orang ini... orang huebat."

Makin bahagia dan jadi bingung

Seorang pribadi kondang di negeri ini sudah menasihati saya dari sejak awal tak ada gunanya mencintai dunia kuli itu. "Ndang cepet nggolek gawean liyo. Ra bakal mundak sugih kowe." (Cepat-cepat cari pekerjaan lain. Tak bakal bertambah kaya kamu). Ia kemudian melanjutkan begini. ”Sebutannya saja sudah kuli. Bagaimana mau kaya raya. Ka-u-el-i. Kuli. Kalau ka-a-ye-a…. kaya. Bedo, no?”

Terus saya juga mendapat nasihat dari teman saya kalau uang itu bukan segalanya, seperti pendapat si anak tadi. Saya tak mengerti mengenai nasihat itu. Ia kemudian mengatakan, kebahagiaan itu tak hanya punya uang.

Saya makin tak mengerti karena saya membayangkan kalau saya punya uang, saya sangat bahagia. Waktu itu saya berpikir, apa, ya, mungkin saja istilah itu ada karena yang menciptakan pandangan itu memang enggak pernah kaya dan sudah dicoba beberapa kali, ya, tetap enggak kaya. Jadi mencari sudut pandang yang kelihatan mulia, tapi sesungguhnya tak benar-benar amat. Itu pikiran saya saja.

Karena setelah melihat orang yang tak punya uang sekalipun, perselingkuhan juga terjadi, pembunuhan dan kebahagiaan juga dialami, sama saja dengan orang yang superkaya. Jadi saya bingung sampai sekarang dengan kalimat uang tak bisa membeli kebahagiaan. Ia pastinya bisa. Bisa beli tas bermerek, terus bahagia. Bisa beli koleksi lukisan termahal di dunia dan bahagia. Bisa membunuh pesaing, yaa… bahagia. Perkawinan yaa bisa bahagia.

Perselingkuhan dalam perkawinan? Lha wong sopir saya di kantor lama yang gajinya sebelas dua belas sama saya saja istrinya satu, selingkuhannya tiga. Satu sopir lagi malah menghamili anak pejabat dan mereka saling cinta dan si anak pejabat tak keberatan jadi istri kedua. Dengan memiliki banyak uang, saya bisa berbakti membantu korban gempa sampai membiayai pendidikan anak cacat dan yang waras sekalipun.

Saya pernah dinasihati lagi, katanya akar dari segala kejahatan itu adalah cinta uang. Saya tambah bingung lagi. Dengan IQ, SQ, EQ saya yang lumayan, lumayan datar maksudnya, maka cinta uang tak akan jadi masalah. Karena tanpa mencintai uang yang kita miliki, maka investasi tak akan pernah terjadi. Royal adalah bentuk tidak mencintai uang. Karena cintalah saya mengembangkan uang menjadi lebih banyak, dengan demikian saya bisa paling tidak membantu menyejahterakan orang lain.

Kalau kemudian manusianya yang mencintai uang itu jadi kemaruk, sombong, dan jadi anak buah setan, maka yang salah bukan cinta uangnya, otaknya saja yang enggak beres. Karena seperti cinta, uang itu punya sengat. Masalahnya mau disengat atau tidak? Ya... tak beda banyak dengan cinta. Mau dibuat buta, apa memilih yang menginjak bumi?

Cinta itu tak pernah buta, yang tak tahan menjadi buta itu manusianya. Saya jadi bingung sendiri nih. Awalnya saya berpikir artikel ini akan diakhiri dengan menyetujui pendapat si anak, kok sekarang saya malah pro bapaknya. Piye toh….

Samuel Mulia, Penulis Mode dan Gaya Hidup


Read More......

Aug 20, 2010

Kenapa Ayam Menyebrang Jalan ?

Bookmark and Share

Jawaban dari :

*Guru TK : supaya sampai ke ujung jalan

*PLATO : untuk mencari kebaikan yang lebih baik

*PAUS : hanya Tuhan yang tahu

*POLISI :

beri saya lima menit dengan ayam itu, saya akan tahu kenapa

*ARISTOTELES : karena merupakan sifat alami dari ayam

*KAPTEN JAMES T.KIRK : karena dia ingin pergi ke tempat yang belum pernah ia datangi

*MACHIAVELLI : poin pentingnya adalah ayam menyebrang jalan! siapa yang peduli kenapa! akhir dari penyebrangan akan menentukan motivasi ayam itu

*FREUD : fakta bahwa kalian semua begitu peduli pada alasan ayam itu menunjukkan ketidaknyaman seksual kalian yang tersembunyi

*DARWIN : ayam telah melalui periode waktu yang luar biasa, telah melalui seleksi alam dengan cara tertentu dan secara alami tereliminasi dengan menyeberang jalan.

*EINSTEIN : Apakah ayam itu meyebrang jalan atau jalan yang bergerak dibawah ayam itu, itu semua tergantung pada sudut pandang kita sendiri

*NELSON MANDELA : Tidak akan pernah lagi ayam ditanyai kenapa menyebrang jalan! dia adalah panutan yang akan saya bela sampai mati

* THABO MBEKI : kita harus mencari tau apakah memang benar ada kolerasi antara ayam dan jalan

*ISAAC NEWTON : Semua ayam di bumi ini kan menyebrang jalan secara tegak lurus dalam garis lurus yang tidak terbatas dalam kecepatan yang seragam, terkecuali jika ayam berhenti karena ada reaksi yang tidak seimbang dari arah berlawanan.

*TUKUL : Silen Plis, kita coba dengerin dulu dia mau ngomong apa. Ehm, Mas/Mbak Ayam Arwana, kenapa sih, kamu kok menyeberang jalan ?

*PEJABAT KORUP : Ndak ada itu. Siapa yang bilang ayam itu menyebrang jalan. Harus dibuktikan dulu dong, jangan asal bicara.



... googling...

Read More......

Aug 18, 2010

Bertahan di Tahun Pertama Pernikahan

Bookmark and Share

Tahun pertama pernikahan merupakan waktu yang paling membahagiakan sekaligus menegangkan bagi para pengantin baru. Untuk melewatinya, butuh persiapan khusus.

Tahun pertama pernikahan adalah waktu bagi para pasangan pengantin baru untuk saling beradaptasi. Biasanya pasangan muda akan mengalami cobaan yang cukup kuat. Berikut beberapa hal yang harus disiapkan agar tahun pertama pernikahan berjalan lancar.

1. Menerima konflik
Yang pertama harus disadari oleh para calon pengantin adalah dalam sebuah hubungan pernikahan, masa-masa bulan madu akan berlalu. Tak kebahagiaan saja yang dirasakan. Konflik pun akan datang mendera. Jangan sampai mental Anda belum siap menerima kenyataan, sehingga kalah oleh konflik yang ada.

2. Santai
Jangan terlalu panik jika Anda dan pasangan mengalami masa sulit.
Pertengkaran adalah bumbu, silang pendapat bukanlah hal yang aneh.

3. Menerima perbedaan
Setelah menikah, sifat dan sikap asli Anda dan pasangan akan mulai muncul.
Perbedaan-perbedaan akan sering terjadi. Namun tingkatkan juga rasa toleransi.
Dengan itu, Anda dan pasangan akan melewati masa-masa sulit itu.

4. Bangun kepercayaan
Kepercayaan jauh lebih penting dari keintiman.
Ingat, suami adalah pasangan dan teman hidup Anda.
Bayangkan jika seumur hidup, Anda harus dihantui rasa tidak percaya terhadap suami. Hidup Anda tak akan tenang.

5. Siapkan diri Anda untuk kehilangan gairah
Gairah di pernikahan tak akan pernah sama seperti saat Anda masih pacaran.
Ada kalanya gairah itu akan menurun atau hilang sama sekali.
Namun jangan panik karenanya. Hal itu bisa terjadi karena banyak hal. Jangan pernah malu untuk terbuka dengan pasangan mengenai hal ini.
Sehingga tak timbul kesalahpahaman antara Anda dan pasangan.

6. Menjalin hubungan baik dengan keluarga besar
Ingat dalam sebuah pernikahan, bukan hanya Anda dan suami saja yang terlibat.
Namun juga keluarga besar kedua belah pihak.
Jangan sampai ikatan pernikahan justru membuat tali silaturahmi Anda dan suami terhadap keluarga besar mengendur. Tetaplah menjalin komunikasi yang baik, karena merekalah yang nanti akan mendukung Anda di masa-masa sulit pernikahan.

Sumber:Wolipop

Read More......

Aug 17, 2010

Dirgahayu Indonesia - ku

Bookmark and Share

Read More......

Aug 3, 2010

Dari Sampah Bisa Hasilkan Listrik Hingga 26 MW

Bookmark and Share

Saat PLN meributkan mahalnya harga bahan bakar minyak (BBM) untuk pembangkit listriknya, di Bantar Gebang, Bekasi justru sampah jadi alternatif bahan bakar pembangkit listrik.

PT Navigat Organic Energy Indonesia dan PT Godang Tua Jaya sebagai pemilik Pembangkit Listrik Tenaga Sampah, akan meningkatkan kapasitas pembangkitnya di Bantar Gebang dari 2 Megawatt (MW) menjadi 26 MW pada tahun 2013.

"Kami harapkan PLN bisa beli listrik dari sini," ujar Presiden direktur PT Navigat Organic Energy Indonesia, Agus Nugroho Santoso dalam kunjungan Menteri ESDM Darwin Zahedy Saleh ke tempat pengolahan sampah terpadu (TPST) Bantar Gebang, Bekasi, Selasa (3/8/2010).

Agus menyatakan, pada 2010 perseroan berencana memasang 10 unit gas-engine dan menghasilkan listrik sebesar 10 MW. Listrik itu berasal dari gas methane (CH4) yang dihasilkan sampah.

Pada saat ini jumlah sumur gas yang sudah selesai dikerjakan adalah sumur gas di Zona II sebanyak 62 sumur gas, di Zona III sebanyak 37 sumur gas. Sedangkan di Zona I baru selesai dikerjakan sebanyak 4 sumur gas dari 110 sumur yang direncanakan dibuat.

"Untuk seterusnya akan dibuat sumur-sumur gas di Zona III, Enclave, Zona 4, dan Zona 5," jelasnya.

Agus memperkirakan investasi total untuk pengembangan proyek tersebut mencapai US$ 75 juta. Dari jumlah tersebut, sebanyak 30% dana itu berasal dari kas internal dan sisanya meminjam ke perbankan.

Adapun proses produksi listrik dari sampah yaitu sebagai berikut:

*Melalui sumur-sumur gas, gas methane (CH4) yang dihasilkan dari tumpukan sampah organik yang ditangani dengan cara yang baik dan ramah lingkungan seperti disyaratkan dalamclean development management (CDM) oleh UNFCCC. Dengan proses sanitary landfill, disedot, dan diproses sehingga menjadi bahan bakar generator pembangkit listrik.

*Dari sumur-sumur gas, gas dialirkan melalui pipa-pipa penyalur dan dilakukan pemisahan kandungan air dan gas sebelum masuk ke fuelskid.

*Dari fuelskid gas disalurkan ke pipa saluran utama bahan bakar generator untuk kemudian diproses menjadi tenaga listrik.

*Adapun kelebihan suplai gas ke generator akan disalurkan ke Flare-Stack untuk dibakar guna mengurangi emisi dari gas Methane menjadi karbondioksida.


Sumber:Detik Finance


Read More......