Antisipasi Gempa Sunda Megathrust
Zona tumbukan lempeng bumi di
bawah laut Selat Sunda berpotensi gempa bumi hingga Mw 9. Gempa ini bisa memicu
tsunami hingga lebih dari 20 meter di pesisir Banten dan Lampung. Ancaman bagi
Jakarta yang paling perlu diwaspadai adalah guncangan gempa.
Potensi gempa raksasa di zona
subduksi (tumbukan lempeng) Selat Sunda itu disimpulkan dari keberadaan kosong
gempa (seismic gap) sepanjang 350-550 kilometer (km). Zona kosong gempa itu
sangat mungkin menyimpan potensi gempa raksasa karena energi dari gesekan dua
lempeng bumi masih tersimpan.
”Dengan membuat estimasi lebar
dan slip-nya dikalikan panjang seismic gap itu, kami perkirakan potensi
kekuatan gempanya dan ketemu sekitar Mw 9 itu,” kata peneliti tsunami pada
Balai Pengkajian Dinamika Pantai Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi Widjo
Kongko, Senin (31/3/2014), di Jakarta.
”Kami belum menyimpulkan kapan
keterulangan gempa di Selat Sunda karena masih minimnya data sejarah ataupun
studi paleotsunami di selatan Jawa.”
Eko Yulianto, Kepala Bidang Dinamika
Bumi dan Bencana Geologi Pusat Penelitian Geoteknologi Lembaga Ilmu Pengetahuan
Indonesia, mengatakan, potensi gempa raksasa di Selat Sunda menjadi pengetahuan
umum peneliti. ”Setelah gempa Aceh 2004 dan Sendai 2011, kalangan ilmuwan
meyakini bahwa gempa dan tsunami raksasa bisa terjadi di seluruh zona subduksi
di mana pun,” kata dia.
Di Indonesia, potensi gempa besar
bisa di zona subduksi Mentawai, Selat Sunda, selatan Bali, Flores, hingga
sekitar Ambon dan Papua. Eko pernah meneliti endapan tanah di sekitar Sungai
Cikembulan, Pangandaran, Jawa Barat, untuk mencari jejak tsunami masa lalu.
Ditemukan jejak tsunami besar 400 tahun lalu. ”Data ini harus dikonfirmasi
dengan pengeboran,” kata dia.
Skenario terburuk
Meski belum ada data rinci kapan
periodisasi gempa di Selat Sunda, kata Widjo Kongko, harus disiapkan skenario
terburuk. Ia mengkaji dan membuat model dampak gempa dan tsunami berkekuatan Mw
9 yang berpusat di Selat Sunda.
Hasilnya, Jakarta yang berjarak
200-250 km dari pusat gempa berpotensi berguncang keras beberapa menit.
”Intensitas yang dirasakan di Jakarta bisa sangat kuat. Bisa menimbulkan
kerusakan bangunan,” ujar dia.
Jakarta berada di atas tanah
endapan atau aluvial yang karakteristiknya menambah amplifikasi guncangan.
”Studi mikrozonasi sangat penting untuk tahu dampak gempa ini,” kata dia.
Guncangan terkeras akan dirasakan
di sekitar Banten dan Lampung dengan potensi tsunami. ”Jika gempa sebesar ini
terjadi di daerah dangkal dekat palung, tsunami di daerah sumber, puncaknya
bisa 10-15 meter,” ungkap dia. Tsunami itu bisa tiba di pantai utara Jakarta
dengan ketinggian 5 meter.
Kajian empiris di sejumlah
tempat, kata Widjo, ketinggian tsunami 5 meter di pantai landai, landaan ke
daratannya bisa beberapa kilometer, tetapi tidak lebih dari 5 km. ”Kurang tepat
kalau tsunami di Jakarta menjalar dari pantai selatan dan bisa hingga kawasan
Sudirman,” ujar dia.
Setiap pembangunan infrastruktur
di kawasan itu perlu memperhitungkan potensi gempa dan tsunami, seperti rencana
Jembatan Selat Sunda dan Tembok Laut Raksasa Teluk Jakarta. ”Di rencana tapak
Jembatan Selat Sunda, tinggi tsunami bisa 10 meter pada kedalaman 30 meter.
Bisa menggerus dasar laut sekitar fondasi jembatan,” kata dia.
Eko mengatakan, untuk kota
Jakarta, yang perlu lebih diwaspadai dampak guncangan terhadap bangunan.
”Bangunan tahan gempa mutlak,” kata dia.
Sumber: Kompas
Sumber: Kompas
0 comments:
Post a Comment