Wahai Istri yang Dominan, Anda Bisa Berubah!
Wanita
terlahir lemah dan hanya manggut-manggut saja saat disuruh, sementara
pria terlahir sebagai pemimpin yang memerintah dan (mungkin) keras.
Apakah stigma demikian selalu benar? Ternyata tidak. Banyak pasangan
suami-istri merupakan kombinasi pria yang pasif dan wanita yang dominan.
Banyak rumah tangga dikendalikan istri, sementara suami lebih banyak
diam dan mengalah. Namun, kondisi seperti demikian tidaklah ideal untuk
sebuah pernikahan yang baik.
Jika
seorang wanita bersifat dominan, apakah salah? Tunggu dulu, ini bukan
masalah stereotip gender—bahwa wanita seharusnya pasif dan pria-lah yang
dominan. Masalahnya terletak pada sifat dominan itu sendiri.
Seperti apakah perilaku dominan dalam diri seseorang? Berikut ini adalah karakteristik dari pribadi yang dominan:
-melihat segala sesuatu dalam kategori hitam atau putih. Artinya, jika seseorang tidak penyayang, maka dia pasti pembenci. Atau, jika seorang anak tidak jenius, berarti dia idiot. Sama sekali tidak ada "abu-abu" dalam cara dia berpikir.
-suka mengendalikan pembicaraan
-harus selalu dalam posisi paling benar meskipun belum tentu dirinya benar
-berusaha membuktikan bahwa orang lain salah
-dingin, kaku
-suka memaksa, menuntut orang lain agar membuat janji yang sesuai dengan kemauannya
-suka mempermalukan orang lain
Perlu
diperhatikan, kebanyakan orang umumnya tidak sadar bahwa ia berperilaku
dominan terhadap pasangannya. Tetapi akibat dari perilaku dominan akan
dirasakan "korbannya"! Menurut penelitian yang dilakukan konselor
pernikahan Joe Beam, seseorang yang menikah dengan pasangan yang dominan
akan merasa ketakutan, tidak berharga, terkucilkan dari keluarga dan
teman, tidak percaya diri, dan depresi. Beberapa orang yang menjadi
subjek dominasi pasangannya juga umumnya suka memberontak.
Crazy Cycle, Ketika Kebutuhan Kedua Pihak Sama-sama Penting
"… seorang laki-laki harus mengasihi istrinya seperti dirinya sendiri; dan istri harus menghargai suaminya, mematuhi serta menghormatinya."
Suami memerlukan respek dari istrinya. Suami ingin menjadi dirinya apa
adanya tanpa harus berpura-pura agar dirinya sesuai dengan kriteria yang
diinginkan istrinya. Nah, bagaimana mungkin wanita yang dominan dapat
memenuhi kebutuhan suaminya tersebut?
Banyak
pasangan yang bergumul dengan kondisi dimana sang istri suka
mengendalikan, dan akibatnya si suami menjadi pasif. Parahnya, semakin
diam sang suami, semakin meledak-ledaklah emosi sang istri. Akibatnya,
konflik pun bermunculan tanpa henti. Ini sebetulnya menandakan pasangan
suami-istri sedang memasuki Crazy Cycle.
Terbentuknya crazy cycle sulit untuk diketahui asal-mulanya, karena itu adalah siklus tak berujung. Yang pasti, crazy cycle
terjadi saat seorang istri merasa tidak dikasihi oleh suami dan
akibatnya ia cenderung bereaksi dalam cara-cara yang kurang hormat
kepada suaminya. Hal yang serupa juga terjadi pada sang suami, dimana ia
merasa sang istri tidak menghormati dirinya, kemudian dia akan
cenderung bersikap seakan-akan dia tidak mengasihi istrinya. Crazy cycle menjadi gambaran bahwa wanita pada dasarnya ingin selalu dikasihi dan pria butuh dihormati.
Sifat Dominan dapat Diubah
Wanita,
mengendalikan sifat dan perilaku suami Anda hanya akan membuat dia
merasa tidak aman saat bersama Anda. Suami pun menjadi enggan
menyampaikan opini dan perasaannya karena opini dan perasaan itu akan
selalu dihakimi oleh Anda. Padahal, tidak ada seorangpun yang ingin
dihakimi, bukan?
Apa yang bisa Anda lakukan untuk berubah? Dr. David Hawkins, direktur Marriage Recovery Center, menghimbau agar wanita yang dominan "memutarbalik" perilakunya, atau disebut juga dengan pattern interruption. Begini caranya:
-terimalah perilaku dan sifat suami Anda,
-minta
maaf pada suami Anda dan jelaskan bahwa Anda sungguh-sungguh ingin
berusaha menjadi pribadi yang penuh penerimaan, toleran, sabar, dan
penuh belas kasihan,
-minta suami Anda untuk mengingatkan jika Anda mulai bertindak atau berkata-kata di luar batas, dan
-ciptakan ruang dalam hubungan Anda agar pengampunan bisa tumbuh di dalamnya.
Wahai
istri-istri, menghormati suami Anda adalah peran mulia yang diberikan
Tuhan kepada Anda. Perilaku Anda yang baik akan berpengaruh baik kepada
pasangan, demikian juga sebaliknya.
Source: Jawaban.com
0 comments:
Post a Comment