Mau Menjadi TEMAN atau LAWAN
1. Menurut pengalaman saya, jangan buru-buru mengatakan ingin menjadi teman. Karena menjadi teman punya syarat yang berat. Anda harus bisa dipercaya dan mampu memberi rasa nyaman, terutama rasa aman. Jadi, bertanyalah kepada diri Anda, jangan kepada rumput yang bergoyang, apakah Anda punya kualifikasi itu. Kalau tidak atau belum, sebaiknya jangan menjadi teman siapa pun dahulu. Seperti kalau Anda sedang terkena penyakit menular, maka untuk beberapa periode Anda terpaksa—mau tidak mau—harus "dikucilkan" terlebih dahulu sebelum Anda bersih dan tak punya kemampuan menularkan penyakit Anda itu.
2. Menurut pengalaman saya sendiri, pilihlah teman-teman Anda. Jangan bergaul dengan orang seperti saya, mulut tukang gosip, membocorkan rahasia orang dengan kalimat klise jangan bilang-bilangnya, atau mulut yang senangnya menjatuhkan orang dan menyebarkan berita menurut versi sendiri tanpa memberi kesempatan berpikir bila seandainya saya yang sedang dibicarakan. Anda akan mudah tertular, apalagi kekuatan iman Anda tak sampai sebesar biji semangka.
3. Kalau Anda memutuskan memilih teman-teman Anda, maka orang lain akan mengatakan, Anda adalah orang yang pilih-pilih bulu. Saya sarankan lebih baik Anda pilih bulu sejak awal daripada Anda menjadi korban karena Anda lupa pilih bulu. Karena Anda tidak pilih bulu pun, Anda akan menjadi santapan empuk untuk dibicarakan, apalagi Anda pilih-pilih bulu. Jadi, tidak memilih atau memilih bulu, Anda akan jadi seperti daging nikmat bagi mereka yang bak burung pemakan bangkai. Kalau keadaannya demikian, saran saya pilihlah bulu. Kalau saya mengatakan pilih bulu, itu tak berarti Anda antibulu. Mengerti maksudnya?
4. Saya beri tahu betapa sangat menyengsarakan bila Anda sudah tak bisa dipercaya. Kepandaian Anda tak ada gunanya.
5. Belajar dan latihlah agar mulut Anda berbunyi pada tempatnya dan latihlah menjadi pribadi yang bisa dipercaya dan membawa rasa aman sebelum Anda menghakimi orang. "Asuransiii… kali," celetuk teman saya.
6. Mulut itu lebih tajam daripada pisau sekalipun. Maka, kalau Anda mengatakan ih… ceyem lihat orang membunuh di layar tivi, coba ceyem mana mulut Anda dengan pisau? Tidak berdarah, tetapi mematikan. Ceyeemmm... kan?
"Hush.., itu kan penganan khas Jawa Barat, bukan?" tegur teman saya.
"Itu mah peuyuem, geblek," balas saya. ***
-Samuel Mulia-
2. Menurut pengalaman saya sendiri, pilihlah teman-teman Anda. Jangan bergaul dengan orang seperti saya, mulut tukang gosip, membocorkan rahasia orang dengan kalimat klise jangan bilang-bilangnya, atau mulut yang senangnya menjatuhkan orang dan menyebarkan berita menurut versi sendiri tanpa memberi kesempatan berpikir bila seandainya saya yang sedang dibicarakan. Anda akan mudah tertular, apalagi kekuatan iman Anda tak sampai sebesar biji semangka.
3. Kalau Anda memutuskan memilih teman-teman Anda, maka orang lain akan mengatakan, Anda adalah orang yang pilih-pilih bulu. Saya sarankan lebih baik Anda pilih bulu sejak awal daripada Anda menjadi korban karena Anda lupa pilih bulu. Karena Anda tidak pilih bulu pun, Anda akan menjadi santapan empuk untuk dibicarakan, apalagi Anda pilih-pilih bulu. Jadi, tidak memilih atau memilih bulu, Anda akan jadi seperti daging nikmat bagi mereka yang bak burung pemakan bangkai. Kalau keadaannya demikian, saran saya pilihlah bulu. Kalau saya mengatakan pilih bulu, itu tak berarti Anda antibulu. Mengerti maksudnya?
4. Saya beri tahu betapa sangat menyengsarakan bila Anda sudah tak bisa dipercaya. Kepandaian Anda tak ada gunanya.
5. Belajar dan latihlah agar mulut Anda berbunyi pada tempatnya dan latihlah menjadi pribadi yang bisa dipercaya dan membawa rasa aman sebelum Anda menghakimi orang. "Asuransiii… kali," celetuk teman saya.
6. Mulut itu lebih tajam daripada pisau sekalipun. Maka, kalau Anda mengatakan ih… ceyem lihat orang membunuh di layar tivi, coba ceyem mana mulut Anda dengan pisau? Tidak berdarah, tetapi mematikan. Ceyeemmm... kan?
"Hush.., itu kan penganan khas Jawa Barat, bukan?" tegur teman saya.
"Itu mah peuyuem, geblek," balas saya. ***
-Samuel Mulia-
0 comments:
Post a Comment