Tahun 2007 : rekor suhu bumi terpanas !?!
Hari Jumat pertama awal Jan 2007 suhu temperatur di puncak dunia: pegunungan Himalaya di wilayah Tibet hasil pengukuran ilmuwan China menampakkan : 21.8 derajat Celcius ( 71F ) yang berarti 1.7 derajat melebihi rekor temperatur tahun 1996 yl. Sejak pertama kali pengukuran data meteorologi setiap awal tahun rutin dilaksanakan pada awal tahun 1970; hasil pengukuran suhu di dataran tinggi Tibet acap kali dianggap sebagai barometer prakiraan cuaca dunia pada tahun yang berjalan.
Prakiraan bahwa tahun 2007 bumi akan mengalami salah satu masa dengan rekor temperatur suhu terpanas pun ternyata tidak hanya dikhawatirkan para ahli cuaca China, namun juga disuarakan oleh kalangan ilmuwan BMO : British Meteorological Office. Berdasar atas perhitungan statistik para ahli BMO dan Universitas Anglia memprakirakan kemungkinan 60% temperatur rata-rata permukaan bumi pada tahun 2007 akan menyamai atau bahkan melampaui rekor suhu terpanas global pada tahun 1998.
Para ahli meteorologi Inggris memproyeksikan terjadi kenaikan suhu 0.54 derajat Celcius (0.97F) diatas suhu rata-rata muka bumi : 14C ( 57F ), yang berarti suhu tersebut melampaui rekor suhu terpanas dunia saat ini yakni : 0.52 der C ( 0.94F ) yang terjadi tahun 1998. Rekor suhu terpanas terjadi berhubung terjadinya efek pengaruh berkepanjangan sebagai dampak terjadinya gejolak El Nino yang berlangsung di Samudera Pasifik, disamping faktor efek green-house aktivitas manusia yang levelnya semakin intensif dan amat berpengaruh atas terjadinya global warming masa kini.
Professor Folland ahli BMO mengungkapkan metode guna mendapatkan prakiraan termaksud yakni, kesatu dengan terus menerus melaksanakan pengamatan atas kondisi suhu arus permukaan laut pada wilayah terjadinya El Nino, serta dikombinasikan dengan metode kedua berupa perhitungan model matematika kompleks hasil rekayasa ilmuwan. Data yang diperoleh lebih lanjut diselaraskan ( fine-tuned ) terhadap data fenomena yang sama dalam periode kisaran waktu 50 tahun. Dengan perhitungan margin error sekecil : 0,06 derajat Celcius, maka besaran prakiraan ilmuwan 60% menjadi prakiraan yang amat pantas mendekati rekor suhu bumi terpanas yang benar-benar akan terjadi !
Dalam publikasi tahunan Badan Meteorologi Dunia ( WMO ) suhu temperatur rata-rata muka bumi tahun 2006 yl pun telah menjadi tahun terpanas ke-6 dengan beda suhu sebesar 0.42C diatas suhu rata-rata data selama dekade tahun 1961 - 1990.
Fenomena El Nino ditandai dengan kejadian periodik "anomali" aliran arus bersuhu hangat pada permukaan laut samudera Pasifik yang berasal dari arah garis pantai belahan Barat Daya benua Amerika Selatan yang mengarah sepanjang tengah-tengah wilayah ekuator Pasifik. EL Nino menimbulkan serangkaian dampak lingkungan berskala global; seperti kenaikan suhu rata-rata permukaan bumi, efek musim kemarau yang lebih kering dan berkepanjangan, menghilangnya ikan tangkapan nelayan di wilayah yang dilewati arus panas El-Nino esp. di wilayah pantai Peru, dll. Fenomena El-Nino walau sesungguhnya telah terjadi secara periodik sejak ratusan tahun yl ---pertama kali ditengarai oleh pelaut berkebangsaan Peru Captain Camilo Carrilo 1892--- namun boleh dikata baru menjadi kajian ilmiah yang relatif intens dalam ilmu meteorologi menjelang tutup abad XX yang ditandai dengan dampak hebat fenomena El Nino pada tahun 1982-1983.
Selain negara-negara di belahan benua Amerika Latin yang akan terkena dampak langsung El Nino, maka Indonesia dan negara di kawasan Asia Tenggara pun akan mengalami dampak hebat El Nino. Salah satu gejala cuaca yang bahkan menjadi cirian efek El Nino ditandai dengan meningkatnya tekanan udara di atas Indonesia dan Samudera Hindia. Pemerintah Indonesia mesti sungguh-sungguh bersiap menghadapi kemungkinan terburuk iklim pancaroba El Nino pada tahun 2007, khususnya terjadinya musim kemarau kering berkepanjangan serta kebakaran hutan yang lebih meluas.
sumber:Portal IPTEK
Prakiraan bahwa tahun 2007 bumi akan mengalami salah satu masa dengan rekor temperatur suhu terpanas pun ternyata tidak hanya dikhawatirkan para ahli cuaca China, namun juga disuarakan oleh kalangan ilmuwan BMO : British Meteorological Office. Berdasar atas perhitungan statistik para ahli BMO dan Universitas Anglia memprakirakan kemungkinan 60% temperatur rata-rata permukaan bumi pada tahun 2007 akan menyamai atau bahkan melampaui rekor suhu terpanas global pada tahun 1998.
Para ahli meteorologi Inggris memproyeksikan terjadi kenaikan suhu 0.54 derajat Celcius (0.97F) diatas suhu rata-rata muka bumi : 14C ( 57F ), yang berarti suhu tersebut melampaui rekor suhu terpanas dunia saat ini yakni : 0.52 der C ( 0.94F ) yang terjadi tahun 1998. Rekor suhu terpanas terjadi berhubung terjadinya efek pengaruh berkepanjangan sebagai dampak terjadinya gejolak El Nino yang berlangsung di Samudera Pasifik, disamping faktor efek green-house aktivitas manusia yang levelnya semakin intensif dan amat berpengaruh atas terjadinya global warming masa kini.
Professor Folland ahli BMO mengungkapkan metode guna mendapatkan prakiraan termaksud yakni, kesatu dengan terus menerus melaksanakan pengamatan atas kondisi suhu arus permukaan laut pada wilayah terjadinya El Nino, serta dikombinasikan dengan metode kedua berupa perhitungan model matematika kompleks hasil rekayasa ilmuwan. Data yang diperoleh lebih lanjut diselaraskan ( fine-tuned ) terhadap data fenomena yang sama dalam periode kisaran waktu 50 tahun. Dengan perhitungan margin error sekecil : 0,06 derajat Celcius, maka besaran prakiraan ilmuwan 60% menjadi prakiraan yang amat pantas mendekati rekor suhu bumi terpanas yang benar-benar akan terjadi !
Dalam publikasi tahunan Badan Meteorologi Dunia ( WMO ) suhu temperatur rata-rata muka bumi tahun 2006 yl pun telah menjadi tahun terpanas ke-6 dengan beda suhu sebesar 0.42C diatas suhu rata-rata data selama dekade tahun 1961 - 1990.
Fenomena El Nino ditandai dengan kejadian periodik "anomali" aliran arus bersuhu hangat pada permukaan laut samudera Pasifik yang berasal dari arah garis pantai belahan Barat Daya benua Amerika Selatan yang mengarah sepanjang tengah-tengah wilayah ekuator Pasifik. EL Nino menimbulkan serangkaian dampak lingkungan berskala global; seperti kenaikan suhu rata-rata permukaan bumi, efek musim kemarau yang lebih kering dan berkepanjangan, menghilangnya ikan tangkapan nelayan di wilayah yang dilewati arus panas El-Nino esp. di wilayah pantai Peru, dll. Fenomena El-Nino walau sesungguhnya telah terjadi secara periodik sejak ratusan tahun yl ---pertama kali ditengarai oleh pelaut berkebangsaan Peru Captain Camilo Carrilo 1892--- namun boleh dikata baru menjadi kajian ilmiah yang relatif intens dalam ilmu meteorologi menjelang tutup abad XX yang ditandai dengan dampak hebat fenomena El Nino pada tahun 1982-1983.
Selain negara-negara di belahan benua Amerika Latin yang akan terkena dampak langsung El Nino, maka Indonesia dan negara di kawasan Asia Tenggara pun akan mengalami dampak hebat El Nino. Salah satu gejala cuaca yang bahkan menjadi cirian efek El Nino ditandai dengan meningkatnya tekanan udara di atas Indonesia dan Samudera Hindia. Pemerintah Indonesia mesti sungguh-sungguh bersiap menghadapi kemungkinan terburuk iklim pancaroba El Nino pada tahun 2007, khususnya terjadinya musim kemarau kering berkepanjangan serta kebakaran hutan yang lebih meluas.
sumber:Portal IPTEK
0 comments:
Post a Comment