Pages

BeatMaster Radio

Free Shoutcast HostingRadio Stream Hosting

Feb 16, 2007

Zodiak Pun Berubah

Dewi (33 tahun) dibuat kaget. Selama hidupnya dia merasa dirinya terlahir dengan zodiak Libra dalam sistem astrologi. Namun, dirinya yang lahir pada tanggal 2 Oktober ini tiba-tiba sekarang masuk dalam kategori berbintang Virgo. Mengapa bisa demikian?
Apa yang dialami Dewi bisa jadi kini terjadi pada setiap manusia yang ada di muka bumi ini. Sistem zodiak yang merupakan bagian dari astrologi dan berkembang sejak zaman Yunani memang mengalami perubahan. Hal ini terjadi akibat peredaran bumi yang mengelilingi matahari. Jika sebelumnya dikenal 12 zodiak, kini ada 13 zodiak. Zodiak bungsu tersebut adalah Ophiuchus.
Dengan adanya perubahan tersebut, maka tanggal lahir yang berkaitan dengan zodiak seseorang juga mengalami perubahan:

01. Capricornus (21 Jan -16 Feb)
02.Aquarius (16 Feb - 11 Mar)
03.Pisces (11 Mar - 18 Apr)
04.Aries (18 Apr - 13 Mei)
05.Taurus (13 Mei - 22 Jun)
06.Gemini (22 Jun - 21 Jul)
07.Cancer (21 Jul - 10 Ags)
08.Leo (10 Ags - 16 Sep)
09.Virgo (16 Sep - 31 Okt)
10.Libra (31 Okt - 23 Nov)
11.Scorpius (23 Nov - 29 Nov)
12.Ophiuchus (29 Nov - 18 Des)
13. Sagitarius (18 Des - 21 Jan)

Namun, jika ditelaah lebih jauh, zodiak ini memang telah berubah sejak dulu. Menurut Kepala Observatorium Bosscha Departemen Astronomi, FMIPA, Institut Teknologi Bandung (ITB), Taufiq Hidayat, perubahan itu tidak mendadak. Sedikit demi sedikit terjadi perubahan akibat perubahan rotasi bumi dan sistem koordinat mempengaruhi perubahan.
Menurut Taufiq, yang terpenting dari semua itu sesungguhnya adalah pengertian yang berbeda antara astronomi dengan astrologi. Taufiq menjelaskan, astronomi merupakan sains dan mengedepankan metode keilmuan. Sedangkan astrologi mengaitkan benda langit dengan kehidupan seseorang baik secara karakter, perhitungan hari baik, dan lainnya yang terkenal dengan zodiak. ''Tidak ada hubungannya sama sekali. Astronomi tidak bisa mempertanggungjawabkan dan menjelaskan ramalan bintang itu berdasarkan keilmuan,'' katanya menjelaskan.
Astrologi, sambung Taufiq, berkembang pada zaman Yunani. Jika masyarakat melihat zodiak 1000 sebelum masehi (SM), maka penanggalan dalam zodiak sedikit tepat. Namun, rotasi bumi dan sistem koordinat yang berubah membuat titik nol penanggalan zodiak pun berubah. Itu berarti sudah ribuan tahun lalu penanggalan zodiak berubah.
Taufik menjelaskan, kalender astronomi direvisi setiap 50 tahun untuk penelitian komprehensif. Walaupun diakuinya, pergeseran dalam 50 tahun tidak terlalu terlihat. Pergeseran tersebut akan terlihat setelah ribuan tahun. Menurut Taufiq, bumi mengelilingi matahari dalam orbit yang hampir berbentuk lingkaran yang dilatarberlakangi oleh bintang-bintang. Bumi sendiri membutuhkan waktu satu tahun sekali untuk mengorbit matahari. Sedangkan zodiak merupakan rasi-rasi yang dilewati matahari setiap tahun. Letak rasi zodiak, kata dia, berada di ekliptika yakni lintasan semu matahari di langit. Dari sudut pandang heliosentrik, gerak semu ini tidak lain menguraikan gerak bumi mengelilingi matahari. Selain itu, rasi zodiak berada satu bidang dengan orbit bumi.

13 dari 88 rasi
Jika berbicara tentang rasi-rasi bintang, banyak orang mengira hanya sebatas zodiak. Ia menambahkan hanya ada 13 rasi di zodiak dari 88 rasi di bola langit, yakni carpicornus, aquarius, pisces, aries, taurus, gemini, cancer, leo, virgo, libra, scorpio, ophiucus, dan sagitarius. ''Ophiuchus tidak dikenal dalam astrologi, namun rasi ini diidentifikasi oleh astronomi sebagai rasi zodiak,'' katanya menjelaskan.
Taufiq menjelaskan, langit malam telah dipelajari sejak zaman dahulu. Hal itu berguna sebagai jam, kalender dan kompas. Orang, sambung dia, mengidentifikasi pola-pola bintang di langit dan menghubungkannya dengan kebudayaan yang ada. Misalnya, orang Yunani yang menghubungkannya dengan makhluk mitologi.
Astronomi modern, kata Taufiq, masih menggunakan pengelompokan bintang yang disebut rasi, untuk mengidentifikasi suatu daerah di langit. Suatu rasi bintang atau konstelasi adalah pengelompokkan bintang yang tampak berdekatan di langit dan tampak berhubungan membentuk suatu konfigurasi khusus. Pada kenyataannya, ketiga bintang itu mungkin tidak berdekatan, namun masih cukup terang untuk dilihat dari bumi.
Taufiq menjelaskan, manusia memiliki kemampuan yang sangat tinggi dalam mengenali pola, dan sepanjang sejarah telah mengelompokkan bintang-bintang yang tampak berdekatan menjadi rasi-rasi bintang. Susunan rasi bintang yang tidak resmi, yaitu yang dikenal luas oleh masyarakat tapi tidak diakui oleh para ahli astronomi atau himpunan astronomi Internasional, juga disebut asterisma. Bintang-bintang pada rasi bintang atau asterisma jarang yang mempunyai hubungan astrofisika. Mereka hanya kebetulan tampak berdekatan di langit yang tampak dari Bumi dan biasanya terpisah sangat jauh.
Astronomi modern mengenal 88 kontelasi dengan batas-batas yang jelas, sehingga setiap arah hanya dimiliki oleh satu rasi bintang saja. Pada belahan bumi (hemisfer) utara, kebanyakan rasi bintangnya didasarkan pada tradisi Yunani, yang diwariskan melalui Abad Pertengahan, dan mengandung simbol-simbol Zodiak. Berdasarkan konstelasi yang telah ditandai orang Mesopotamia, Babylon, Mesir, dan Yunani. Sebagian lagi tambahan dari langit selatan dan utara yang dulunya diabaikan karena tidak ada bintang terang. Garis-garis konstelasi ini merupakan pola-pola yang dibayangkan untuk menandai suatu daerah langit, seperti Leo yang mirip dengan macan.
Astronomi dengan astrologi, kata Taufiq, jelas berbeda. Namun, diakuinya masyarakat sering keliru antara astrologi dengan astronomi. Astronomi mengedepankan metode ilmiah dan keilmuan. Karena itu, astronomi tidak bisa memprediksi kepribadian seseorang seperti astrologi. Astrologi, sambung Taufiq, bisa dilihat sebagai sistem kebudayaan simbolisme.

Ikhtisar:
- Zodiak merupakan rasi-rasi yang dilewati matahari setiap tahun. Letak rasi zodiak berada di ekliptika yakni lintasan semu matahari di langit.
- Astronomi tidak bisa mempertanggungjawabkan dan menjelaskan ramalan bintang berdasarkan keilmuan.

Republika Online 12 Februari 2007

0 comments: