Telaga Puisi Untukmu Ibu
ada gurat letih yang harus kuterjemahkan
dalam menelusuri tapak perjalananmu, ibu
serupa seribu sajak yang tak terganti dari air kehidupan
rambutmu adalah gelombang putih di masa yang coklat
sedang tanganmu kini terbingkai urat-urat membiru
di kerut dahimu, mimpiku teringin singgah
dan kurindu cerita yang kaubaca menjelang tidur
meski ibu tak pernah bersajak
air matanya yang letih menjadi telaga puisi
malam masih menyisakan kehangatan
seperti ibu yang terjaga
ada satu tanya di sana
“sudah berpulangkah kita pada hangat peluk di dada ibu?”
Dunia maya, 19 Desember 2006
*sebuah kolaborasi puisi
Dipersembahkan dalam rangka hari Ibu 22 Desember 2006
oleh : Olin Monteiro, Mega Vristian, Epri Tsaqib, Johannes Sugianto, Setiyo Bardono, Gita Pratama , Leeya, Dedy T Riyadi, Hasan Aspahani
0 comments:
Post a Comment