Pages

BeatMaster Radio

Free Shoutcast HostingRadio Stream Hosting

Oct 5, 2012

Hati

Bookmark and Share




Suatu hari seorang pemuda mendatangi gurunya dan bertanya, "Guru, mengapa saya tidak bisa mengampuni teman sepermainan saya."

Sambil tersenyum, guru itu bertanya, "Apa yang dia lakukan padamu dan kapankah peristiwa itu terjadi ?"

Pemuda itu menjawab,"Saat saya masih usia 7 tahun, dia mempermalukan saya dengan mengatai-ngatai saya tuyul, karena saya pendek, gemuk dan berkepala botak. Dan bukan hanya itu saja, dia mengata-ngatai saya tuyul di depan semua orang, sehingga mereka pun memanggil saya tuyul pula. Bahkan sampai sekarang masih ada beberapa orang yang memanggil saya tuyul."


Sang guru kembali bertanya, "Apakah kamu merasa dirimu tuyul ?"

"Tidak" jawab sang pemuda

"Lalu mengapa engkau harus risau ? Lagipula, bukankah peristiwa itu telah terjadi puluhan tahun lalu. Sekarang, engkau telah tumbuh dewasa, atletis, tampan, pintar dan engkau memiliki rambut ikal yang lebat. Bukankah seharusnya engkau mensyukuri keadaanmu sekarang ini dan tidak dibayang-bayangi oleh masa lalu ?" jawab sang guru.

"Benar" jawab si pemuda itu. "Namun setiap saya melihat teman saya itu, di pikiran saya selalu terngiang-ngiang ucapannya itu."

Tunggu sebentar, sang guru masuk ke dalam ruangan dan mengambil segelas air putih dan segenggam garam.

"Untuk apa ini, guru ?" sahut si pemuda

Tanpa menghiraukan ucapan si pemuda, sang guru mengambil segenggam garam tersebut dan mengaduknya ke dalam satu gelas air tadi. Lalu memberikannya kepada si pemuda untuk diminum.

Dengan terheran-heran si pemuda menuruti perintah sang guru

"Apa yang kamu rasakan ?" tanya sang guru

"SANGAT ASIN !!!!! membuat tenggorokan saya terasa kering dan perut saya mual mau muntah" sahut si murid

Sang guru menganggukkan kepala dan berkata "Ikut aku"

Sang guru dan muridnya berjalan beriringan menyelusuri jalan setapak menuju danau di kaki bukit.

Di tepi danau, sang guru jongkok dan mengeluarkan segenggam garam dari kantongnya, mencemplungkan garam tersebut dan mengaduknya beberapa kali dengan sebatang dahan. Dicedoknya segelas air dari danau tersebut dan menyuruh muridnya untuk meminumnya.

"Apa yang kamu rasakan ?" tanya sang guru

"SEGAR, guru. Sangat berbeda dengan air yang saya minum tadi." sahut si murid

Sambil mengelus-elus jenggot panjangnya, sang guru berkata, "Muridku, garam tadi diibaratkan seperti kepahitan yang kamu alami. Gelas dan danau ini menggambarkan kapasitas hati kamu. Masalah yang sama akan menjadi berbeda ketika engkau menyikapinya dengan cara yang berbeda. Saat kamu berlapang dada, maka masalah itu menjadi kecil bahkan tidak mempengaruhi kamu sama sekali. Namun saat hati kamu tertutup, kamu menerima masalah itu menjadi sesuatu yang sangat besar dan mempengaruhi seluruh kehidupanmu."

PESAN:
Masalah akan selalu datang dalam kehidupan kita, silih berganti. Kemampuan untuk menangani suatu masalah ditentukan oleh seberapa besar kapasitas hati kita untuk menampungnya. Karena itu kejarlah kekudusan, bangun hubungan pribadi dengan TUHAN dan tinggal dalam hadirat-NYA. Maka semua yang ada di dunia ini menjadi tidak berarti dan hanya sampah belaka.

...from a milist...



0 comments: