Pages

BeatMaster Radio

Free Shoutcast HostingRadio Stream Hosting

Dec 18, 2008

Langit Biru Di Balik Awan Gelap

Pagi ini adalah pagi yang suram dan dingin. Setelah mengantarkan anak saya ke sekolah, saya mampir di sebuah restoran cepat saji. Saya mengambil satu eksemplar koran dan duduk di sudut ruangan untuk sarapan pagi. Tak ada orang lain yang berada di restoran itu. Di beberapa meja tergeletak gelas kertas, piring kertas dan french fries (kentang goreng) yang masih belum dibersihkan.

Seorang wanita muda masuk bersama seorang anak laki-laki berumur 6 tahun. Setelah memesan menu, mereka duduk menunggu pesanan. Kemudian pintu otomatis di sudut terjauh ruangan terbuka. Seorang gelandangan kurus dengan mantel gimbalnya masuk.

Dengan kepala tertunduk, dia berjalan lambat-lambat ke arah meja yang dipenuhi oleh piring kertas. Dia mengorek-korek piring kertas dan mencari sisa-sisa makanan, mengambil keripik dingin dan memakannya.

Si bocah kecil itu berbisik ke ibunya, "Ibu, dia makan sisa-sisa makanan!"

Ibunya berbisik kembali, "Itu dikarenakan dia lapar, tetapi tidak mempunyai uang."

Bocah laki-laki itu kembali berbicara bahkan dengan suara yang lebih lebih halus lagi. "Bisakah kita membelikannya sepotong burger?"

"Ibu pikir dia hanya makan makanan sisa saja," kata ibunya dengan halus menolak.

Gelandangan itu menyadari bahwa dia sedang diamati dan segera menoleh ke atas. Sewaktu dia menatap mata bocah kecil itu, dia merasa malu. Akhirnya dengan cepat dia meletakkan french fries dinginnya dan tersenyum. Tiba-tiba saja dia mendadak berubah menjadi ramah. Seolah-olah dia menjadi pribadi yang lain.

Pelayan wanita datang dan memberikan sekantong kertas besar kepada ibunya, dan sekantong kertas kecil kepada anak laki-laki itu.

Sewaktu mereka berjalan ke pintu, bocah laki-laki itu tiba-tiba mengeluarkan burgernya yang ma-sih hangat dari kantong kecilnya dan menggigitnya sekali. Lalu dia berbalik arah dan menaruhnya di atas meja, tempat di mana mereka duduk tadi. Kemudian lari keluar bagai seekor burung layang-layang.

Gelandangan tersebut heran terpaku. Dia memandangi bocah itu saat berlari kearah ibunya.

Seketika itu saya pun berpikir sudah saatnya untuk pergi. Saya meletakkan kembali koran dan berjalan keluar. Sewaktu saya menoleh ke atas di langit, saya melihat langit biru di balik awan yang gelap.

Oleh:Xixi, The Epoch Times

Yuwie - Get Friends

Jaringan BLoGGer

0 comments: