Ibu penjual tempe
Di Karangayu, sebuah desa di Kendal, Jawa Tengah, hiduplah
seorang ibu penjual tempe . Tak ada pekerjaan lain yang dapat dia lalukan
sebagai penyambung hidup. Meski demikian, nyaris tak pernah lahir keluhan dari bibirnya.
Ia jalani hidup dengan riang. "Jika tempe ini yang nanti mengantarku ke
surga, kenapa aku harus menyesalinya. .." demikian dia selalu memaknai
hidupnya.
Suatu pagi, setelah salat subuh, dia pun berkemas. Mengambil
keranjang bambu tempat tempe , dia berjalan ke dapur. Diambilnya tempe-tempe
yang dia letakkan di atas meja panjang. Tapi, deg! dadanya gemuruh. Tempe yang
akan dia jual, ternyata belum jadi. Masih berupa kacang, sebagian berderai, belum disatukan ikatan-ikatan putih kapas dari
peragian. Tempe itu masih harus menunggu satu hari lagi untuk jadi. Tubuhnya
lemas. Dia bayangkan, hari ini pasti dia tidak akan mendapatkan uang, untuk
makan, dan modal membeli kacang, yang akan dia olah kembali menjadi tempe.
Read More......