Pages

BeatMaster Radio

Free Shoutcast HostingRadio Stream Hosting

Jan 27, 2011

Sepuluh Rahasia Bos Anda

Bookmark and Share

Pernahkah Anda bertanya-tanya, apa yang dipikirkan bos Anda ketika menyapa di lift? Tips berikut mungkin dapat membantu Anda meniti karir ke posisi yang lebih baik.


1. Yang Anda lakukan di luar kerja adalah penting.


Bos Anda tidak akan mengamati setiap gerak-gerik Anda, tetapi sesekali akan memantau.

Tanyakan kepada diri sendiri, "Apakah saya ingin bos saya membaca ini?" Setiap kali Anda mem-posting sesuatu di Facebook atau situs media sosial lain, hati-hati berbagi informasi tentang akhir pekan Anda atau seberapa brengsek rekan kerja menurut Anda," ujar Edith Onderick-Harvey, presiden Factor In Talent , sebuah perusahaan konsultasi di Massachusetts.

Jika tidak, bos Anda mungkin mulai melihat Anda kurang professional dan itu bisa menurunkan citra Anda sebagai seorang karyawan.

2. Sikap Anda sama pentingnya dengan tugas-tugas Anda.

"Suka atau tidak, politik kantor sangat berpengaruh, baik itu dari hari ke hari ataupun dalam jangka panjang. Yang dipandang oleh bos anda lebih bernilai bukan pada selesai atau tidaknya tugas anda, tapi lebih kepada kemampuan Anda untuk bekerja sama dengannya dan rekan kerja yang lain," kata Onderick-Harvey.

Bahkan jika pekerjaan telah Anda selesai dengan baik, tapi jika rekan kerja merasa Anda terlalu kasar atau tidak menyenangkan, akan sulit bagi atasan untuk mempromosikan Anda.

3. Bicaralah!

Jangan takut berbicara. Karyawan yang paling bernilai adalah yang punya inisiatif, kata Patty Briguglio, presiden MMI Public Relations di Raleigh, North Carolina.

"Saya suka karyawan yang tidak takut untuk menunjukkan kepribadian. Saya tidak ingin seseorang hanya mengisi tempat di meja. Jika Anda ingin promosi, mintalah!”, kata Briguglio.

Selain itu, beritahu atasan Anda apa yang dibutuhkan untuk berhasil, entah itu pelatihan, waktu atau uang, kata Steve Langerud , direktur kesempatan kerja di DePauw University.

4. Memahami


Jika Anda tidak yakin apakah atasan Anda cenderung berkomunikasi dalam sebuah pertemuan, atau lewat email atau telepon, bertanyalah, saran pelatih karir dan eksekutif Lauren Mackler. Juga tanyakan apa yang ingin dia konsultasikan dan apa yang dia suka Anda tangani sendiri.

”Selain itu, cari informasi dari kepribadiannya. Jika bos Anda introvert, jangan memaksanya untuk terus-menerus bertatap muka”, ujar Mackler.

5. Tiup terompet Anda.

Bos Anda tidak mungkin mengawasi apa yang setiap setiap karyawan lakukan. Jadi bila ada yang ingin anda mau ia tahu, beritahukanlah kepadanya!

"Setelah sebuah proyek selesai, kirimlah email ucapan selamat kepada tim Anda dan CC-lah bos Anda," saran Mackler.

Anda boleh juga mengirimkan ulasan bulanan proyek Anda dan prestasi lain. Buat juga email tiap bulan yang siap di tangan untuk review kinerja tahunan Anda. Dan berbicara tentang review kinerja.

6. Kami juga tidak suka review kinerja!

"Seperti halnya Anda, Itu sama menyebalkannya bagi bos Anda. Tapi Anda bisa memudahkan mereka," kata Daniel Debow, co-CEO Rypple

Daripada mengingat rincian proyek 10 bulan pada review terakhir, catatlah keberhasilan Anda setiap saat, lanjut Debow. Anda juga harus tetap komunikatif dengan atasan Anda secara teratur dan tidak hanya pada hari review saja.

7. Berpakaianlah seperti seorang pebisnis.


"Berpakaianlah setiap hari seolah-olah Anda akan dipanggil untuk rapat," kata mantan manajer bisnis Sue Thompson, seorang konsultan dan pembicara Set Free Life seminars. Meskipun manajer Anda punya banyak hal yang lebih penting untuk diperhatikan, jika Anda kurang dalam penampilan dan etika bisnis, Anda sama saja minta untuk tidak dipromosikan.

8. Kami juga menghargai umpan balik positif.

Jika Anda membuat atasan Anda terlihat baik, Anda akan menuai manfaat, kata Stefanie Smith, kepala konsultasi eksekutif dan pembinaan perusahaan Stratex . Umumnya bos Anda adalah orang yang mendorong dan membimbing, tapi Anda bisa juga mengambil peran yang sama untuk keuntungan Anda. Pujilah bos Anda di depan orang lain, kata Smith. Pastikan kata-kata Anda baik, tulus dan tepat.

9. Jadilah pemecah masalah.

"Sebagian besar karyawan datang dengan mengutarakan masalah yang mereka temui dan mengharapkan bos dapat memecahkannya," keluh Jennifer Prosek, CEO perusahaan konsultan CJP Communications . "Para karyawan yang menonjol adalah yang datang ke bos dengan solusi." Jika Anda kesulitan dengan suatu proyek, tidak yakin apa yang harus dilakukan selanjutnya, beri atasan Anda tiga opsi yang masuk akal. Bahkan jika dia menginstruksikan sesuatu yang sama sekali berbeda, dia akan menghargai Anda yang berpikir ke depan.

10. Tidak melemparkan kesalahan/tanggung jawab ke luar.

Apakah Anda terlambat karena lalu lintas yang mengerikan. Atau gagal total dalam sebuah proyek besar . Jangan coba lempar kesalahan ke tempat lain. Sebaliknya, akui kesalahan Anda dan berhati-hatilah agar tidak terulang. "Bahkan jika Anda adalah orang baik dengan keterampilan yang mumpuni, saya tidak dapat mempromosikan Anda jika Anda menolak menerima kesalahan," kata Deborah Becker , pemilik lembaga State Farm Insurance di Eau Claire, Wisconsin. Sebagai tambahan, ketika Anda salah, pastikan permintaan maaf Anda ringkas. "Ungkapan 'Saya minta maaf, ini tidak akan terjadi lagi', adalah sebuah contoh."

Sumber: Erabaru

Read More......

Jan 5, 2011

Resolusi 2011: Ingin Tambah Pintar

Bookmark and Share

Menyimak berbagai tantangan pekerjaan atau perkembangan berbagai sisi kehidupan yang semakin rumit, masuk akal kalau ada yang mengadopsi ”ingin jadi lebih pintar dari 2010” sebagai resolusi tahun 2011. Ya, resolusi yang bisa terdengar tidak berlebihan. Perkembangan sains dan teknologi, atau ekonomi, atau masalah kesehatan memang makin pelik sehingga masyarakat pun—mau tak mau—harus berusaha menyesuaikan diri dengan meningkatnya kerumitan soal di atas.

Pintar atau cerdas, bagi sebagian kalangan, dianggap sudah bawaan lahir. Dan, dalam kaitan ini, masa-masa 9 bulan di kandungan merupakan masa yang amat menentukan. Pada masa itulah antara lain otak terbentuk (Time, 4/10/10).

Sebagian memandang kecerdasan adalah anugerah sehingga sosok brilian seperti Albert Einstein atau Isaac Newton adalah unik tidak ada duanya. Kalaupun kedua tokoh dari bidang sains ini banyak jadi idola, sah saja apabila setiap insan mendambakan jadi lebih pintar.

Dalam perkembangan berikutnya dikenal konsep kecerdasan majemuk, yang dimajukan oleh Howard Gardner (1943- ) dalam karyanya Frames of Mind: The Theory of Multiple Intelligences (1983, 1993).

Menurut Gardner, kecerdasan bukan satu entitas tunggal dan diturunkan seperti yang banyak dianut di zaman keemasan psikometri dan behavioris. Seperti diulas kembali oleh Mark Smith (di Infed, 2002, 2008), dengan pemahaman akan kecerdasan majemuk ini, dunia pendidikan mendapatkan pendekatan baru yang lebih terbuka untuk mengapresiasi adanya kecakapan lain di luar kecerdasan logika-matematika yang acap diukur oleh perangkat tes IQ.

Sekadar menyebut kembali, Gardner menyebutkan bahwa setidaknya ada tujuh jenis kecerdasan, yaitu kecerdasan bahasa (linguistik), kecerdasan logika-matematika, kecerdasan kinestetik (yang banyak diperlihatkan oleh atlet cemerlang), kecerdasan musikal, kecerdasan antarpersonal (pintar bergaul dengan orang), kecerdasan intrapersonal (mampu memahami perasaan dan kondisi diri), dan kecerdasan spasial (cakap memahami ruang).

Setelah itu, seperti juga dipahami Gardner bahwa daftar yang ia buat belum lengkap, diakui adanya jenis kecerdasan lain, seperti kecerdasan spiritual, kecerdasan naturalis/ lingkungan, dan kecerdasan eksistensial.

Paradigma yang diusulkan oleh Gardner banyak mendapat sambutan dari kalangan pendidik dan orangtua, yang kemudian menerima adanya tipe kecerdasan selain logika/matematika dan menindaklanjuti dengan mengarahkan anak ke bidang yang lebih sesuai dengan bakatnya serta tidak memaksa anak untuk menempuh bidang studi yang disukai orangtua atau dianggap populer oleh masyarakat tetapi sebenarnya tidak cocok bagi si anak.

Memacu otak

Di luar munculnya pemahaman baru yang mengakui adanya jenis kecerdasan lain di luar kecerdasan logika/matematika, fokus masih banyak dicurahkan untuk memahami dan meningkatkan kemampuan otak. Hanya saja diakui, hasrat meningkatkan kemampuan otak ini terkendala oleh fakta bahwa sejauh ini pemahaman ahli mengenai mekanisme kecerdasan masih jauh lebih sedikit dibandingkan dengan pemahaman ahli mengenai mekanisme kekuatan otot (Newsweek, 10, 17/1/11).

Namun, di tengah miskinnya hasil riset yang meyakinkan, keinginan untuk memperbesar kapasitas kognitif bukannya tanpa harapan.

Seiring dengan terus dipacunya riset neurosains, muncul pula pemahaman akan proses atau mekanisme fisik yang terjadi, meskipun juga tetap diakui bahwa pemahaman tuntas mengenai pikiran manusia masih merupakan hal misterius.

Menerima bakat

Ketika tantangan kognitif makin tinggi dan resep jitu untuk meningkatkan daya otak masih terus dicari, sebagian mencoba mendapatkan daya konsentrasi dan motivasi melalui pendekatan tradisional dan modern. Nikotin dan kafein juga sempat disinggung dalam laporan Newsweek selain stimulan seperti Adderall dan Ritalin. Dua produk terakhir diciptakan untuk meningkatkan level dopamin otak. Ini cairan yang melahirkan motivasi dan perasaan dihargai.

Kearifan yang dapat ditarik dari uraian di atas adalah di satu sisi merupakan keinginan sah untuk menjadi lebih pintar, tetapi di sisi lain hal itu secara ilmiah juga menghadapi kendala.

Jalan tengah yang dapat diambil lebih kurang adalah terus berusaha meningkatkan kepintaran, tetapi di sisi lain setiap insan juga bijak menerima bakat yang telah dianugerahkan kepadanya. Seseorang yang kenyataannya lebih memiliki kecerdasan musikal bisa saja memendam keinginan untuk menjadi seorang atlet. Namun, mungkin ia harus mengeluarkan upaya ekstrabesar untuk mencapai keunggulan (excellence). Itu pun kalau memang bisa.

Pencapaian pemahaman akan pengetahuan sendiri, dalam banyak hal, sering disebut karena pencurahan akal budi secara total. Beethoven tak kenal urusan lain, selain musik, dan ia hanya mondar-mandir di ruang kerjanya tanpa memikirkan soal lain. Dengan itu, ia lalu mencapai kejeniusan musik. Pertanyaan relevan, di tengah zaman gadget sekarang ini, sanggupkah kita yang ingin meningkatkan kepintaran menjalani laku seperti Beethoven?

Sumber : Kompas Cetak

Read More......

Jan 1, 2011

2011, brus & ses....

Read More......